Satu medali perak dan satu
perunggu berhasil diraih oleh dua tim dari Indonesia pada ajang International
Environmental Sustainability Project Olympiad (INESPO) 2016 di Spoorwegmuseum,
Utrecht, Belanda, yang digelar sejak 30 Mei - 2 Juni 2016. Tim Indonesia juga
mendapatkan Encouragement Award
.
INESPO merupakan olimpiade
kelestarian lingkungan berskala internasional yang digelar setiap tahun. Pada
2016 ini olimpiade tersebut diikuti oleh 217 orang peserta dari 49 negara.
Elaine Kojongian dan
Meiryanti Layarda, pasangan tim Indonesia dari SMA Santa Laurensia, Tangerang,
tampak menunjukkan kegembiraannya atas penghargaan tersebut. Mereka berdua
meraih medali tersebut atas karya inovatifnya tentang pembuatan ekstrak daun
sawo atau manilkara zapota sebagai antidote untuk mengatasi
radikal bebas.
Sementara itu, Rasyid
Sahirul Masjidi dan Hilmi Naufal Yafie keduanya dari SMA Kharisma Bangsa, Tangerang,
yang meraih medali perunggu, menyajikan hasil penelitian tentang penggunaan
limbah bulu ayam sebagai zat penyerap chromium pada limbah industri
tekstil.
Adapun proyek tentang
pemanfatan limbah kulit cocoa atauTheobroma cacao sebagai bahan
superkapasitor yang diajukan oleh Ni Ketut Ayu Krisma Dewi dan Putu Sri Indah
Cahyani dari SMA Negeri 3 Denpasar meraih penghargaan Encouragement Award.
Pengumuman pemenang dan
pemberian penghargaan diselenggarakan di Aula Kampus Vrije Universiteit. Tim
juri terdiri dari 30 orang anggota dari berbagai bidang ilmu. Hadir pada
pembukaan INESPO 2016 itu adalah Duta Besar RI Den Haag, I Gusti A. Wesaka
Puja, didampingi oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Bambang Hari Wibisono.
Menurut Jacques Reijniers,
ketua dewan juri, tahun ini ada 499 proyek inovatif yang berorientasi kepada
kelestarian lingkungan dikompetisikan. Juri menilai adanya kemajuan signifikan
dalam hal kualitas penelitian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Kreatifitas dan
kemampuan berinovasi generasi muda Indonesia layak untuk diberi dukungan, di
antaranya dalam bentuk pembinaan untuk mendapatkan paten, untuk mengantisipasi
kemungkinan terjadinya pemakaian gagasan orisinil yang dibawa ke ajang
kompetisi oleh pihak lain terlebih dahulu," ujar Duta Besar Wesaka Puja,
Rabu (2/6/2016).
Adapun untuk menyiapkan
pelajar-pelajar yang potensial untuk menjadi peserta kompetisi internasinal
semacam ini, telah diselenggarakan kompetisi di tingkat nasional, yaitu ISPO
(Indonesian Science Project Olympiad). ISPO juga digelar setiap tahun.
Wesaka mengatakan, peran
guru pembimbing di dalam memberikan stimulasi kepada para pelajar sangat
penting. Pihak sekolah juga diharapkan dapat memberikan dukungan, termasuk
dalam hal penyediaan peralatan dan fasilitas penelitian.
"Di samping prestasi
yang dicapai melalui olimpiade semacam itu, hasil-hasil penelitian juga
diharapkan dapat diimplementasikan secara nyata untuk kepentingan kelestarian
lingkungan," ujarnya. (edukasi.kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar