Atlet
karate Indonesia tingkat SMP berhasil meraih empat medali emas dalam ajang
Olimpiade The 29th Couple Internationale De Kayl, yang diselenggarkan di
Luxemburg, Jerman.
Direktur
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Dikdasmen), Hamid Muhammad mengatakan, ini baru kali pertama Indonesia
berpartisipasi dalam turnamen tersebut. Capaian atlet karate Indonesia tingkat
SMP di ajang internasional menambah daftar pretasi atlet karate Indonesia.
"Ini
menambah perstasi gemilang altet karate Indonesia di tingkat Internasional,”
kata Hamid, saat menyambut kepulangan atlet karate Indonesia di Bandara
Internasional Soekarno - Hatta, Jakarta, Selasa(20/10) malam.
Sebelumnya,
siswa SD dan SMA berhasil membawa pulang lima medali emas pada ajang olimpiade
internasional karate Banzai Cup Open di Berlin, Jerman.
Hamid
mengatakan, saat ini pemerintah telah menyiapkan dana untuk para siswa selama
masih berada dalam wilayah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
“Selama
masih ada di bawah naungan Kemdikbud, mau masuk ke mana saja kita siapkan dana
untuk membiaya segala keperluan mereka,” ujar Hamid.
Adapun
nama-nama peraih medali dari olimpiade The 29th Coupe Internationale De Kayl
meliputi, pertama, M Rafi Aldhien Zaidan, SMP 4 Samarinda, Kalimantan
Timur, peraih dua emas untuk kategori karate kata usia 14 tahun dan kumite usia
14 tahun untuk 50 kilogram (kg), kedua, Ni Made Yuli Kristina Devi (14),
SMPN 4 Denpasar Bali, peraih emas pada kategori Kumite usia 16 tahun untuk 54
kg dan perunggu pada karate kata usia 16. Ketiga, M Radho Dwi Kurnia, SMPN
7 Jambi, Jambi periah emas pada kategori Kata Masc usia 16 tahun.
Keempat,
Samrani Nur Azizah, SMPN 3 Denpasar, Bali. Peraih perak, pada karate kata usia
14 tahun dan perunggu pada kategori Kumite untuk 50 kg. Kelima, I Nyoman
Wira Darma Putra, SMPN 3 Denpasar Bali, peraih dua medali perunggu pada
kategori karate kata usia 16 dan kumite usia 16 untu 57 kg. Keenam,
Maryuweni Susetyorini, SMP I Wates DIY periah dua perunggu untuk kategori
karate kata usia 16 tahun dan kumite usia 16 untuk 47 kg.
Sementara
itu, Rafi Aldhien Zaidan (13), siswa SMP 4 Samarinda, mengatakan, ke depannya
ia akan menjadi atlet karate profesional. Dia mengaku, belajar karate sejak
masih berusia tiga tahun.
Rafi
mengatakan, uang yang didapatkan pada kejuaranan tersebut akan disumbangkan 2,5
persen untuk anak yatim, sedangkan sisanya ditabung dan akan dibagikan untuk
pelatih dan pembimbing.
“Uang
hasil menang di Jerman akan saya bagi-bagi. Sisanya saya tabung,” ujarnya
sambil tersenyum.
Sementara
itu, Ni Made Yuli mengatakan, pada turnaman ini, lawan terberatnya adalah dari
Belgia, sehingga banyak memar yang diperolehnya.
Devi
mengaku, ukuran postur tubuh menjadi salah satu kendala. Dia merupakan peserta
dengan postur tubuh paling kecil. Namun berkat dukungan dari pelatih dan
teman-teman. Maka dia berhasil meraih hasil maksimal, dengan memenangkan satu
medali emas dan satu perunggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar